Ditulis oleh Ena Dana Kristina, M.Pd.
Kemampuan membaca, menulis dan berhitung menjadi pondasi utama dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Membaca sebagai pondasi yang utama dimiliki oleh anak-anak untuk bisa menguasai semua aspek. Pondasi kedua adalah menulis ini berkaitan dengan kemampuan motorik halus dan ekspresi diri serta dengan menulis dapat melatih anak untuk menyusun secara logis. Pondasi yang ketiga adalah berhitung ini dapat membangun logika dan pemahaman konsep matematika dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak sekali orang tua yang merasa khawatir saat anaknya akan melanjutkan ke jenjang SD. Kekhawatiran tersebut tentu menjadi momok yang sangat menakutkan. Di sisi lain mereka merasa senang dan bangga anaknya dapat masuk SD, ini terlihat dari antusiasme orang tua saat mengantarkan anaknya pada hari pertama masuk ke sekolah.
Namun ada sebagian orang tua yang merasa cemas ketika mengetahui bahwa anaknya belum bisa membaca, menulis dan berhitung (calistung). Kekhawatiran ini sering disampaikan langsung kepada guru sejak awal masuk sekolah. Kondisi ini menjadi masalah bersama dan perlu diatasi oleh orang tua, guru dan pihak sekolah.
Kemampuan membaca, menulis dan berhitung menjadi pondasi utama dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Membaca sebagai pondasi yang utama dimiliki oleh anak-anak untuk bisa menguasai semua aspek. Pondasi kedua adalah menulis ini berkaitan dengan kemampuan motorik halus dan ekspresi diri serta dengan menulis dapat melatih anak untuk menyusun secara logis. Pondasi yang ketiga adalah berhitung ini dapat membangun logika dan pemahaman konsep matematika dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Raida Namira Aulia (2023), mengatakan bahwa kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa dan menjadi tujuan utama dalam pembelajaran di Sekolah Dasar ( SD ) adalah kemampuan membaca, menulis dan berhitung atau seringkali disebut dengan istilah “CALISTUNG”. Sementara pada era yang serba canggih dengan arus globalisasi seperti saat ini sangat membutuhkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan pendampingan dari pendidik untuk memberikan tambahan stimulasi dalam meningkatkan kemampuan calistung pada siswa (Chasanah et al., 2022).
Rachman (2019), mengatakan bahwa Kemampuan membaca sebagai pintu gerbang kognitif yang memegang peranan penting dalam keseluruhan kehidupan manusia terutama membuat kontak dan berkomunikasi dengan pikiran dan imajinasi, dan sebagai dasar pendidikan untuk menulis, dan berhitung. Menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat dipelajari setelah aspek kemampuan yang lainya terpenuhi. Salah satunya yaitu aspek koordinasi motorik halus dan kemampuan persepsi visual. Kemampuan motorik halus ini merupakan penggunaan bagian tubuh atau otot-otot kecil seperti tangan dan Berhitung merupakan usaha melakukan hitungan seperti menjumlah, mengurangi, atau memanipulasi bilangan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kepala Sekolah SD Gembala Baik II, Bapak Antonius Yayan, S.Pd., Gr., berupaya membantu para orang tua melalui program pembelajaran tambahan yang dilaksanakan setiap hari Sabtu. Sebelum program tersebut dilaksanakan, kepala sekolah melakukan observasi terlebih dahulu di setiap kelas serta mewawancarai guru kelas 1 untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa. Program Kegiatan calistung ditujukan bagi siswa yang memerlukan pembelajaran khusus dalam membaca, menulis, dan berhitung. Kegiatan calistung dilaksanakan setiap Sabtu dimulai pukul 09.00 sampai dengan 10.00 WIB. Kegiatan tersebut diikuti anak-anak secara gratis. Dalam 1 kelas paling banyak anak 15 orang dengan diajarkan oleh dua orang guru.
Bapak Antonius Yayan, S.Pd., Gr,. berharap program ini bukan sekedar pembelajaran tambahan melainkan jembatan yang dapat menguatkan pondasi belajar anak demi masa depan yang cemerlang. Sesuai dengan yang disampaikan oleh bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa “Buku adalah jendela dunia dan membaca adalah kuncinya”. Maju terus Pendidikan Indonesia Emas. (ES)